Lily Allen - Smile


Lily Allen - Smile

Minggu, 02 Januari 2011

Photography

Definisi Fotografi

Fotografi (Photography) berasal dari kata Foto (Cahaya) dan Graphia (menulis/menggambar), sehingga dapat diartikan bahwa fotografi adalah suatu teknik menggambar dengan cahaya. Atas dasar tersebut, jelas terlihat bahwa cahaya sangat berperan penting dan menjadi sumber utama dalam pengambilan gambar.

Definisi Kamera SLR

Kamera SLR (Single Lens Reflex) atau D-SLR (Digital-Single Lens Reflex) merupakan kamera dengan jendela bidik (viewfinder) yang memberikan gambar sesuai dengan sudut pandang lensa melalui pantulan cermin yang terletak di belakang lensa. Pada umumnya kamera biasa memiliki tampilan dari jendela bidik yang berbeda dengan sudut pandang lensa karena jendela bidik tidak berada segaris dengan sudut pandang lensa. Fotografi berkaitan erat dengan cahaya, maka kamera berfungsi untuk mengatur cahaya yang ditangkap image sensor (sensor gambar pada kamera digital atau film pada kamera konvensional). Untuk mengatur cahaya, terdapat 2 hal mendasar dalam kamera, yakni Shutter Speed (Kecepatan Rana) dan Aperture (Diafragma).

Definisi SHUTTER SPEED

Shutter speed atau kecepatan rana merupakan kecepatan terbukanya jendela kamera sehingga cahaya dapat masuk ke dalam image sensor. Satuan daripada shutter speed adalah detik dan sangat tergantung dengan keadaan cahaya saat pemotretan. Misalnya cahaya terang pada siang hari, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi lebih cepat, misalnya 1/250 detik. Sedangkan untuk malam hari yang cahayanya lebih sedikit, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi lebih lama, misalnya 1/2 detik. Hal ini sekaligus menjelaskan mengapa foto pada malam hari cenderung buram, bahwa shutter speed yang lebih lambat memungkinkan pergerakan kamera akibat getaran tangan menjadikan cahaya bergeser sehingga foto menjadi buram/blur.

Jika dengan menggunakan shutter speed tinggi (cepat) maka hasilnya akan seperti dibawah ini :

Camera Model : NIKON D60
Flash Mode : No Flash
Focal Length : 55mm
F-Number : F/5.6
Exposure Time : 1/500 sec.
ISO Speed : ISO-800
Metering Mode : Center Weighted Averaged
Exposure Program : Manual
Exposure Compensation : -1 step
Date Taken Picture : 28/11/2010 17:01

Jika dengan menggunakan shutter speed rendah (lambat) maka hasilnya akan seperti dibawah ini :

Camera Model : NIKON D60
Flash Mode : No Flash
Focal Length : 18mm
F-Number : F/8
Exposure Time : 3 sec.
ISO Speed : ISO-1600
Metering Mode : Center Weighted Averaged
Exposure Program : Manual
Exposure Compensation : -0.3 step
Date Taken Picture : 31/12/2010 21:55

Definisi Aperture

Aperture atau diafragma adalah komponen dari lensa yang berfungsi mengatur intensitas cahaya yang masuk ke kamera. Diafragma lensa biasanya membentuk lubang mirip lingkaran atau segi tertentu. Ia terbentuk dari sejumlah lembaran logam yang umumnya 5, 7, atau 8 lembar yang dapat diatur untuk mengubah ukuran lubang (tingkap) dimana cahaya akan lewat. Tingkap akan mengembang dan menyempit persis pupil di mata manusia. Karena fungsinya untuk menghentikan cahaya yang akan masuk ke bidang fokal, diafragma juga disebut sebagai stopblindfield stop dan flare stop. Dan untuk itu, diafragma selalu diletakkan pada jalan masuk antara subyek, lensa dan bidang fokal. Titik tengah tingkap pada diafragma merupakan sumbu optis dari sebuah lensa.

Contoh diafragma pada lensa adalah seperti pada gambar dibawah ini :

Penjelasan sederhananya seperti ini, bukaan besar justru malah akan menghasilkan DOF/Ruang ketajaman yang kecil, misalnya diterapkan angka 1,4 maka akan menghasilkan ruang tajam yang kecil, dalam arti fokus yang ditangkap oleh kamera mungkin hanya didapat pada objek itu sendiri, sementara foreground maupun background akan blur. Oleh karena itu, bukaan besar cocok untuk objek dekat dan makro, namun terkadang fotografer memanfaatkan bukaan besar untuk menghasilkan background blur yang membuat sebuah foto menjadi menarik. Bukaan kecil justru akan menghasilkan DOF/Ruang ketajaman yang besar, misalkan diterapkan angka 16, maka akan menghasilkan ruang tajam yang besar. Dalam arti fokus akan didapat pada foreground, background sekaligus objek. Nah, bukaan kecil sangat cocok untuk mengambil foto-foto landscape (pemandangan).

Definisi ISO, ASA atau DIN

ISO, ASA atau DIN adalah ukuran tingkat sensifitas sensor kamera terhadap cahaya. Semakin tinggi setting ISO kita maka semakin sensitif sensor terhadap cahaya (kepekaan cahaya).Kepekaan sensor gambar diartikan sebagai kekuatan sensor untuk menyerap cahaya, jadi semakin peka maka semakin kuat sensor menyerap cahaya. Jadi kesimpulannya apabila cahaya di sekeliling mencukupi gunakanlah ISO rendah, karena cahaya sudah cukup maka tidak diperlukan kekuatan untuk menyerap cahaya dari sensor gambar, tetapi apabila cahaya di sekeliling redup atau gelap maka gunakanlah ISO tinggi karena sensor gambar memerlukan kekuatan untuk menyerap cahaya.

Petunjuk penyetingan ISO:

1. ISO rendah
Yang termasuk dalam rentang ISO rendah adalah ISO 25-200, pada rentang ISO rendah ini sangat cocok untuk untuk situasi outdoor dengan sinar matahari yang terang dari pagi sampai siang.

2. ISO sedang
Rentang ISO sedang yaitu ISO 400-800, baik digunakan untuk outdoor pada sore hari atau dalam keadaan mendung.

3. ISO tinggi
ISO tinggi digunakan untuk pemotretan dalam keadaan cahaya gelap yang termasuk dalam ISO tinggi adalah ISO 1600 keatas.